Minggu, 01 November 2015

Sistem Sastra



Tema Dalam Karya Sastra (Novel) Indonesia
Oleh Tri Wahyuni

       Sastra merupakan suatu karya seni yang diciptakan pengarang ataupun kelompok masyarakat tertentu yang penyampaiannya menggunakan media bahasa. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra tidak pernah dapat dilepaskan dari pengarangnya. Setiap pengarang memiliki gagasan sentral tertentu yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada para pembacanya. Hal itulah yang menjadi kekuatan penulis dan yang menjadi ciri khas dari setiap sastrawan yang tidak bisa disamakan.
Sebagaimana fiksi yang selama ini kita ketahui, bahwa di dalam cerita tersebut kita akan disuguhkan dengan khayalan-khayalan pengarang. Namun, tidak menutup kemungkinan jika sebuah fiksi tersebut merupakan sebuah kisah nyata dari sang pengarangnya. Di situlah sebenarnya berbagai masalah kehidupan manusia baik yang berhubungan dengan lingkungan, diri sendiri, maupun dengan Tuhan dihadirkan. Dengan demikian, suatu karya fiksi tidak hanya semata-mata untuk memberiakan hiburan kepada penbaca, namun dari situlah kita dapat memulai proses belajar kehidupan yang sudah ditawarkan oleh pengarang.
Tema dalam fiksi memang bisa menjadi salah satu ciri khas dari tiap-tiap pengarang. Tema merupakan makna cerita, gagasan sentral,atau dasar cerita. Tema lebih diartikan sebagai jenis komentar terhadap subjek atau pokok masalah, baik secara eksplisit maupun implisit. Jadi, dalam tema terkandung sikap pengarang terhadap subjek atau pokok cerita. Tema dapat disimpulkan sebagai makna yang dilepaskan oleh suatu cerita yang dapat dipisahkan. Dalam kaitannya dengan pengalaman pengarang, tema adalah sesuatu yang diciptakan oleh pengarang sehubungan dengan pengalaman total yang dinyatakannya.
Fiksi memang selalu menghadirkan sebuah karya berupa novel maupun cerpen. Novel merupakan karya fiksi yang menghadirkan kisah kehidupan yang diidealkan dan dibangun melalui unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik. Seiring dengan perkembangan zaman, novel-novel yang disajikan oleh pengarang-pengarang Indonesia menghadirkan tema atau gagasan sentral yang beragam. Mulai dari tema organic, tema sosial, tema egoik, hingga tema divine (ketuhanan). Semua jenis novel ini terbentuk dari tema yang sudah disajikan oleh setiap pengarang. Oleh sebab itu, di sini saya akan menyampaikan beberapa jenis novel-novel tadi jika dilihat dari segi tema yang disuguhkan penulis.
Novel Bertema Sosial
       Novel yang termasuk ke dalam novel yang bertema sosial ialah novel yang tema mayornya menyajikan hal-hal yang berada diluar masalah pribadi, misalnya masalah politik, pendidikan, dan propaganda. Jenis novel sosial ini merupakan jenis novel yang memberikan gambaran-gambaran tentang keadaan masyarakat. Biasanya yang dilukiskan mengenai keburukan-keburukan masyarakat yang bersangkutan. Novel yang termasuk dalam novel yang bertema sosial yaitu seperti novel Siti Nurbaya karya Marah Roesli, novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari, novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, novel Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana, novel Supernova karya Dewi Lestari, dan novel Kambing Jantan karya Raditya Dika.
       Sebagaimana novel Ronggeng Dukuh Paruk yang dikarang oleh Ahmad Tohari. Novel ini menceritakan tentang kebiasaan-kebiasaan buruk dan baik desa Dukuh Paruk. Adat yang paling menonjol dari cerita ini ialah. Persyaratan untuk menjadi seorang ronggeng yaitu Srintil (tokoh utama) harus bersedia untuk melaksanakan ritual buka klambu. Srinti harus mau untuk menyerahkan keprawanannya kepada seorang laki-laki yang berani membayarnya dengan uang yang tidak sedikit. Begitu juga dengan novel-novel yang lainnya yang termasuk dalam tema sosial ini. Novel-novel tersebut menghadirkan di luar masalah pribadi.
       Novel Laskar Pelangi berkisah perjuangan hidup kesepuluh anak untuk menghidupkan cita-cita di antara kehidupan mereka yang berat. Secara garis bersar, novel ini bercerita kehidupan kanak-kanak beberapa bocah di Belitong.
Novel Bertema Egoik
       Tema egoik merupakan tema yang menyangkut reaksi-reaksi pribadi yang pada umumnya menentang pengaruh sosial. Novel-novel yang termasuk dalam kategori tema ini yaitu seperti novel karya Ayu utami yang berjudul Saman, dan novel karya Abdoel Moeis yang berjudul Salah Asuhan. Dalam novel tersebut, pengarang menyajikan beberapa kisah yang memang tokoh-tokohnya berusaja untuk menentang pengarung-pengaruh sosial yang biasanya. Novel Saman ini merupakan novel pertama Ayu Utami yang termasuk dalam novel pembaharuan. Keberaniaannya untuk menyuguhkan cerita-cerita seksualitas yang selama ini dianggap tabu oleh kebanyakan masyarakat awam. Begitu juga dengan novel Salah Asuhan, dalam novel tersebut menghadirkan cerita yang para tokohnya berusaha untuk menentang pengaruh-pengaruh sosial.
Novel Bertema Divine (Ketuhanan)
       Tema ketuhanan merupakan tema yang berkaitan dengan kondisi dan situasi manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Contoh novel yang termasuk ke dalam novel yang bertema ketuhanan ini misalnya novel yang berjudul Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. Novel ini memang menghadirkan kisah-kisah dari para tokohnya yang memiliki hubungannya dengan Tuhannya. Novel Habiburahman ini banyak menyajikan nilai-nilai keislaman yang sangat memberikan pendidikan baik untuk para pembacanya.
       Novel ini sebenarnya menceritakan kisah cinta Fahri di Cario Mesir, namun penulis membungkusnya dalam koridor islam, sehingga novel ini masuk dalam kategori novel bertema ketuhanan. Kemenarikan dari novel ini yaitu penulisnya yang mampu menceritakan betul lekuk cantik Mesir utamanya Cairo.
Novel Bertema Organik (Moral)
       Kelompok tema ini mencakup hal hal yang berhubungan dengan moral manusia yang wujudnya tentang hubungan atar manusia. Novel yang termasuk dalam tema ini seperti novel Belenggu karya Armijn Pane dan novel yang berjudul Harimau-Harimau karya Mochtar Lubis.
       Novel Belenggu yang termasuk karya sastra klasik terbaik pada zamannya. Novel ini menghadirkan kisah percintaan dalam hubungan rumah tangga antara Tono dan Tini. Mereka yang tidak bisa saling mengerti satu sama lain, masalah utamanya sebenarnya hanyalah pada kurangnya komunikasi di antara keduanya. Hingga akhirnya mereka masing-masing berada pada masalah perselingkuhan. Dari situlah sebenarnya kita dapat mengambil nilai moral dari kisah kehidupan mereka. Sedangkan dalam novel Harimau-Harimau mengandung tema moral tentang mengajarkan kepada para pembaca untuk menentang kezaliman.
       Demikianlah tadi beberapa jenis-jenis novel berdasarkan tema  yang sudah disuguhkan oleh para sastrawan Indonesia, sehingga sudah tidak ada alasan lagi buat kita mengapa kita tidak bangga dengan karya-karya negeri kita yang memang luar biasa ini. Sudah menjadi kewajiban kita untuk terus mengapresiasi dan menjadikannya sebagai objek untuk memperhalus budi dan memeperkaya spiritual serta hiburan.
       Untuk dapat mengerti jenis novel tersebut, tentunya kita harus membaca dan menguasai isi cerita yang disajikan. Bukan menjadi pembaca yang baik jika kita selalu memilih-milih bahan bacaan kita yang hanya kita sukai saja. Akan tetapi, menjadi pembaca yang baik jika kita selalu menjelajah berbagai jenis karya tulis tanpa terkecuali.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar